Perbedaan? Entahlah, begitu sakit rasanya ketika kata itu disebut,
begitu asing seperti aku akan benar benar melupakan kata itu. Terlalu
pahit saat kata tersebut ku kaitkan dengan masa depan ku. Perih rasanya
membayangkan apa yang akan terjadi nanti. Tak bisakah terhapus? Tak
dapatkah menghilang? Aku tak ingin kata itu
mencekam ku. Tak juga membuat orang itu pergi dari hidupku.
Ia berkata, "mengapa tak kau ganti saja kata itu dengan MOZAIK"
Aku tertegun, "apa itu Mozaik? Kenapa harus diganti dengan kata itu?"
"Kamu tahu? mozaik itu beda-beda bentuk, warna, tekstur, akan tetapi
ketika dilihat dari jarak yang tepat, akan menjadi satu kesatuan yang
indah. Kamu tahu? Sama seperti layaknya kampung kota, mereka
berbeda-beda suku, agama, status sosial, tapi jika dilihat dari jarak
yang tepat akan menjadi sebuah kesatuan"
Aku menangis dipangkuannya, merasa salah menerka akan arti sebuah perbedaan.
"Aku hanya ingin minyak menyatu dengan air, aku hanya ingin kau tetap bersama ku hingga ajal menjemput"
Ia memelukku, menghapus air mataku, menenangkan isak tangis ku.
"Kita tak perlu menjadi minyak dan air, cobalah berandai kita Mozaik,
kita adalah keragaman warna, kita adalah jenis jutaan bunga, kita adalah
berbagai macam bentuk yang abstrak, maka kau akan merasa kita akan baik
baik saja. Tak perlu kau terka masa depan, tak perlu kau bahas yang
belum terjadi. Jadilah dirimu sekarang, dan ingat, Mozaik adalah kau dan
aku, Mozaik adalah KITA"
Dinote's : "Perbdaan bukanlah masalah"
29 Agustus 2012
~
Senin, 10 September 2012
Kuatkan Aku Cinta
Usailah ketika warna hanya menyisakan hitam dan putih, yang kini menyatu
dan meninggalkan abu abu yang akan memudar. Cobalah berlari sekencang
yang kau bisa dan tengoklah aku yang berada jauh dibelakangmu. Kau
meninggalkanku bersama jejak kaki mu. Ucapkanlah bahwa kau akan kembali
menghampiriku dan memeluk erat tubuhku, kan ku cium aroma nafas tubuhmu.
Bawa aku walau dalam selangkah saja terasa begitu berat, namun aku
yakin disetiap langkahan itu kau dan aku merapal doa yang sama, berharap
dunia bersikap adil atas semua yang kita jalani, dan aku percaya
genggaman tanganmu mengahantar aliran yang membuat tubuhku tetap kuat
dengan semua terpaan badai yang berlalu.
Raihlah aku, gapailah aku, jangan maju lagi, jangan lari lagi, mundurlah sesaat, bawa aku, bawalah ragaku, jangan biarkan ku hadapi setiap butiran debu badai hanya dengan tubuh lemah ini. Tutup telinga mu, jangan dengarkan ucapan mereka dengan rendah hati, cukup! Mereka bukan hakim kita, lawanlah semua semampumu, kan ku perbanyak kata permohonan kepada Tuhan. Kan kutunjukkan bahwa masih ada warna lain, setidaknya masih tersimpan warna merah dan biru, setidaknya masih tersimpan kenangan kita
:)
Raihlah aku, gapailah aku, jangan maju lagi, jangan lari lagi, mundurlah sesaat, bawa aku, bawalah ragaku, jangan biarkan ku hadapi setiap butiran debu badai hanya dengan tubuh lemah ini. Tutup telinga mu, jangan dengarkan ucapan mereka dengan rendah hati, cukup! Mereka bukan hakim kita, lawanlah semua semampumu, kan ku perbanyak kata permohonan kepada Tuhan. Kan kutunjukkan bahwa masih ada warna lain, setidaknya masih tersimpan warna merah dan biru, setidaknya masih tersimpan kenangan kita

Langganan:
Postingan (Atom)