~

Terimakasih telah berkunjung dan mellihat blog saya, MELIHAT silakan, MENCARI INSPIRASI juga boleh, COPAS? emm.. saya percaya anda bukan PLAGIAT ! jadi tolong untuk tidak mencuri karya orang lain :)

Minggu, 10 Maret 2013

Teriakkan Uang Tak Berdosa

Namaku UANG! Wajahku biasa saja, fisikku juga lemah, namun aku mampu merombak tatanan dunia.
Aku juga bisa mengatur negara:
Coba saja lihat gejolak mata uang dunia, lihat kebangkrutan anggota Uni Eropa satu persatu dan anda akan tahu betapa besar kekuatanku sehingga semua negara akan merubah kebijakannya hanya karena aku.
Dulu seluruh dunia menganggap US dollar yang terhebat, selanjutnya Euro, dan sekarang Renmingpi.
Kepribadianku suka ber-ubah ubah, mataku susah dipredikisi.
Aku juga "bisa" merubah 'Perilaku bahkan sifat Manusia' karena manusia mengidolakan aku. Banyak orang merubah kepribadiannya, mengkhianati teman, menjual tubuh, bahkan meninggalkan keyakinan imannya, demi aku!
Aku tidak mengerti perbedaan orang saleh dan bejat, tapi manusia memakai aku menjadi patokan derajat, menentukan kaya miskin dan terhormat atau terhina.
Aku bukan iblis, tapi sering orang melakukan kekejian demi aku.
Aku juga bukan orang ketiga, tapi banyak suami istri pisah karena aku. Anak dan orangtua berselisih karena aku.
Sangat jelas juga aku bukan Tuhan, tapi manusia menyembah aku seperti Tuhan, bahkan kerap kali hamba hamba Tuhan lebih menghormati aku dari pada Tuhan, padahal Tuhan sudah pesan jangan jadi hamba uang.
Seharusnya aku melayani manusia, tapi kenapa malah manusia mau jadi budakku !?
Aku tidak pernah mengorbankan diriku untuk siapa pun, tapi banyak orang rela mati demi aku.
Perlu aku ingatkan, aku hanya bisa menjadi alat bayar resep obat anda, tapi tidak mampu memperpanjang hidup anda.
Kalau suatu hari anda dipanggil Tuhan, aku tidak akan bisa menemani anda, apa lagi menjadi penebus dosa dosa anda, anda harus menghadap sendiri dengan sang Pencipta lalu menerima penghakimanNYA....
Saat itu, Tuhan pasti akan hitung-hitungan dengan anda, APAKAH SELAMA HIDUP ANDA MENGUNAKAN aku dengan baik, atau sebaliknya MENJADIKAN aku sebagai TUHAN???

Sosok Itu Lenyap

Layaknya bintang yang bertebaran mengelilingi bulan, seperti ombak yang menghampiri tepian pantai, kau hadir namun kau tak nyata. disetiap tawaku, dihela isak tangisku, memecah suasana, mengembalikkan sesuatu yang hilang, dan menyempurnakannya dengan kalimat penuh antusias. Kaulah teman disaat suka duka, sahabat dikala dunia ku diatas dan dibawah, saudara kecil yang senantiasa menemani, dan cinta yang hadir secara tiba tiba.
rasanya aneh, tak dapat dikiaskan, sosokmu begitu memikat tapi tak dapat ku sentuh, hanya bisa dilihat tanpa harus dimiliki, ini bukan cinta, mungkin hanya sebuah kebiasaan yang terlalu sering kita lakukan, mungkin ini semua memang hanya sesaat. mungkin mungkin dan mungkin, hanya semua kemungkinan yang dapat kini ku cerna. Tak mampu diungkapkan, namun tak kuat pula untuk tertahan. Kaki ini terus berjalan, menyusuru setiap jalan setapak yang berganti tiap detiknya, merangkai sebuah cerita yang entah kapan akan ada ujungnya. Hingga kini pun aku tak henti melangkah, dengan setiap harapan yang melingkup menjadi satu agar kaki ini tak terasa lelah.
Seiring waktu berjalan kau memberhentikan kaki kaki mu, mengatakan bahwa kau lelah berjalan disampingku, menatap arah lain, memandangi merpati putih yang terbang bebas, aku tetap maju kedepan, namun saat ku tengok kau dibelakang, kau berlarian sekuat tenaga menangkap unggas kecil itu dengan semangat yang kau dapati sendiri.
Merasakan kesendirian itu sulit, tapi tak sesulit ini bila bersamamu. Sekali lagi ini bukan cinta, ini hanya kebiasaan. Rasanya berat ketika tak ada lagi suara langkah kaki besar mu, ada yang hilang, seperti yang ku katakan, ini hanya sebuah kebiasaan, dan saat kebiasaan ini pergi, kau meninggalkan aku dan bayanganku yang tetap berjalan.

Sendiripun Saya Bisa !

Ternyata memang bukan hak ku untuk selalu mengikat mu, ternyata selama ini memang aku yang terlalu egois karena merasa benar benar takut kehilanganmu, harusnya aku juga memikirkan perasaanmu yang tak tahu harus melakukan apa ketika cinta terlarang kita mengikat padahal kau punya cinta yang suci, cinta yang seharusnya kau jalani.
Mudah mungkin untuk kau yang kini sudah memilikinya, tapi maaf, untukku ini begitu sulit ku jalani. Perempuan mana yang siap ketika menghadapi perpisahan? Perempuan mana yang tegar menghadapi harinya sendiri? Walau ribuan kali kau katakan aku adalah perempuan yang kuat, itulah kata disaat aku sebenarnya lemah. Yah aku memang harus mengalah untuk sesuatu yang ku sebut cinta, pengorbanan terbesar pertama yang ku lakukan saat bersamamu.
Sekarang aku harus tetap menghadapi hari ku, karna hidupku masih terus berjalan, meski bayang kenangan masih menghantui, tapi aku tetap dalam tanggung jawabku sebagai diriku, tanggung jawab yang telah diberikan Tuhan untuk menjaga setiap hela nafas yang masih diberikan-Nya, menjaga setiap aktifitas karena mata ini masih siap terbuka setiap paginya. Kamu tak perlu khawatir, tak perlu merasa bersalah lagi, aku akan berjuang, berjuang untuk membayar semua kesedihanku, mengembalikan semua tawaku, berjuang diatas kebahagiaanmu :"

Usai~

Sakit yang kau buat dengan alasan yang sangat harus ku mengerti, membuat aku sadar kau memang tak pantas untuk ku, kau berlindung dari alasan yang wajib kuterima dan ketika aku mulai mengerti alasan tersebut, aku tersadar kau hanya berlindung dari kenyataan bahwa kau memiliki alasan lain, alasan yang membuat tubuh ini bergetar, alasan yang hanya akan membuat dirimu bahagia, bahagia tanpa melihat diriku, diriku yang rapuh, rapuh karena pengkhianatan yang diberi atas cinta yang ku pertahankan.

Begitu banyak alasan yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu saat aku mencintaimu, tapi mengapa hanya satu alasan yang kau berikan ketika kau ingin meninggalkanku, alasan yang kau tutupi demi keegoisan dirimu sendiri, alasan yang seharusnya akan kita pakai kelak saat kita memang harus benar benar terpisah, mengapa kau memakainya, mengapa kau menggunakannya, mengapa kau membohongi cinta, mengingkari cinta!

Kini kau berjuang demi dia disana, aku benci ketika dia benar benar hadir diantara kita, dan kau mempertahankan dia. Inilah aku yang bejuang demi kamu, inilah aku yang juga mempertahankan kamu, bisakah kau kembalikan senyumku sebelum kau benar benar menghilang dari hidupku? Oke mungkin sepertinya harus aku yang membuat senyumku kembali sendiri. Tapi aku harap kau benar benar takkan kembali dan memantulkan replikasi dirimu dikedua bola mataku, takkan kembali dengan memanggil namaku. Aku harap saat suatu hari nanti kita bertemu kembali, kita kembali saling mengulurkan tangan dan menyebut nama masing masing tanpa harus mengingat perih ku dan bahagiamu :"

Jerit Hati

Usailah ketika warna hanya menyisakan hitam dan putih, yang kini menyatu dan meninggalkan abu abu yang akan memudar. Cobalah berlari sekencang yang kau bisa dan tengoklah aku yang berada jauh dibelakangmu. Kau meninggalkanku bersama jejak kaki mu. Ucapkanlah bahwa kau akan kembali menghampiriku dan memeluk erat tubuhku, kan ku cium aroma nafas tubuhmu.

Bawa aku walau dalam selangkah saja terasa begitu berat, namun aku yakin disetiap langkahan itu kau dan aku merapal doa yang sama, berharap dunia bersikap adil atas semua yang kita jalani, dan aku percaya genggaman tanganmu mengahantar aliran yang membuat tubuhku tetap kuat dengan semua terpaan badai yang berlalu.

Raihlah aku, gapailah aku, jangan maju lagi, jangan lari lagi, mundurlah sesaat, bawa aku, bawalah ragaku, jangan biarkan ku hadapi setiap butiran debu badai hanya dengan tubuh lemah ini. Tutup telinga mu, jangan dengarkan ucapan mereka dengan rendah hati, cukup! Mereka bukan hakim kita, lawanlah semua semampumu, kan ku perbanyak kata permohonan kepada Tuhan. Kan kutunjukkan bahwa masih ada warna lain, setidaknya masih tersimpan warna merah dan biru, setidaknya masih tersimpan kenangan kita :')

Berserah~

Aku memanggil nama Tuhan dengan bersujud, memanggilNya dengan bahasa berbeda, ku kuatkan diri takkan tumbang hingga doa ku terdengar semua.

"Ya Allah takkan pernah ku tinggalkan Kau, takkan pernah ku lari dari Kau, aku hanya mencintainya cukup cinta padanya, bukan berzinah atau bermain dengan kepercayaan bukan pula seperti komentar para ahli agama yang tidak merasakan apa yang aku rasakan, ya aku mencintai dia ya Allah, dia, dia yang mungkin kau hadirkan untuk menguji hamba kecil Mu ini ya Allah.

Ya Allah, aku percaya Kau mendengar setiap rapal doa ku yang terucap untuknya, ya Allah aku pinta Kau menjaganya, Kau jaga raganya, dia juga mencintai Kau, dia juga percaya adanya Kau, walau dengan cara yang berbeda, kami sama sama mencintai Kau. ya Allah, aku tak ingin terpisah darinya, aku hanya ingin Kau benar benar telah menakdirkannya untukku ya Allah, aku hanya ingin benar benar terlahir dari tulang rusuknya, jika memang dia orangnya, buatlah dia sejalan dengan ku ya Allah, ya tentunya dijalan Mu :')

Bentuk Toleransi Kami

Kamu terlahir di Negara yang bermayoritas seperti ku, kau menyeret semua kebiasaan yang kau lakukan untuk menghormati mereka yang seperti ku, dan aku menghargai setiap kegiatan yang mereka lakukan seperti yang kau lakukan. Yah, inilah sikap toleransi kecil yang kita lakukan agar tidak terjadi kekejaman yang bertumpah darah seperti saudara saudara kita di Negara Palestin. Bersyukur kita hidup di Negara yang penuh dengan perdamaian, penuh dengan cinta dan kasih, meski mereka para ahli sulit untuk menerima apa yang kita rasakan, apa yg kita jalani. mereka tidak mengerti!

Kamu selalu mengingatkan ku untuk tetap bersujud selama 5 waktu dengan tulus dan berharap kita akan baik baik saja, bahkan kau menyuruhku untuk menjalankan yang tidak wajib aku lakukan, meski terkadang kau sulit mengatakan agar aku tidak lupa mengerjakan rukun islam yang ke empat namun kau pun pasrah dan percaya aku akan baik baik saja bila mengerjakkannya. Tidak lupa kau ingat kan ku berdoa dan membaca ayat ayat wahyu yang diturunkan oleh Tuhan untuk seorang khalifah, dan disebarkan untuk khalifah lainnya, ya, kau tidak pernah menyuruhku untuk menjauh dari Tuhan ku, sebaliknya, kau menyuruhku untuk tetap mengingat Tuhan yang telah menciptakan kita. Mencintai-Nya melebihi apapun yang ada didunia. itulah kamu.

Aku melakukan apa yang sering kamu lakukan terhadap ku juga, meski sedikit berbeda. Aku mengingatkanmu agar selalu melipat kedua tangan, menghadap Tuhan dan merapal dengan bahasa yang terdapat di Kitab mu, dengan rima dan nada khas yang orang tuamu ajarkan sejak kau dini. Ingatkah kau saat hari minggu aku selalu mengingatkan kau dengan pesan singkat yang ku kirim untuk segera menuju tempat kau beribadah haha tapi sayangnya kau lebih tekun dari yang ku kira, kau telah mematikan telpon genggammu dan pastinya kau telah melakukan ibadahmu dengan khusyu, ya aku selalu lamban, bahkan ketika malam misa dan malam natal, kau sangat mencintai Tuhan, seperti apa yang kau katakan "kamu harus mencintai Tuhan mu melebihi apapun didunia". yah kalimat itu selalu ada dikepalaku. Aku juga mengucapkan selamat ketika kau telah di sidi, kau pasti sangat tampan mengenakan jas, aku yakin itu, meski aku memang tidak mungkin melihat kau telah dipercaya untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, serta melihat kau telah dipercaya untuk memikul setiap dosa yang telah kau perbuat. Inilah aku.

Ya, inilah kita. Menyatu dalam sebuah perbedaan, meleburnya, dan merekatkannya kembali tanpa pamit. Inilah kita, mempelajari keindahan meski tak diizinkan mengetahuinya mendalam. Inilah kau dan aku, apa adanya, tidak terpaut umur tidak pula terbatasi ekonomi. Hanya dengan toleransi kita bisa saling melengkapi. Mengenal perbedaan dari sosok masing-masing. tidak terlalu rugi untuk sebuah cibiran para penghakim dunia.