Layaknya bintang yang bertebaran
mengelilingi bulan, seperti ombak yang menghampiri tepian pantai, kau
hadir namun kau tak nyata. disetiap tawaku, dihela isak tangisku,
memecah suasana, mengembalikkan sesuatu yang hilang, dan
menyempurnakannya dengan kalimat penuh antusias. Kaulah teman disaat
suka duka, sahabat dikala dunia ku diatas dan dibawah, saudara kecil
yang senantiasa menemani, dan cinta yang hadir secara tiba tiba.
rasanya aneh, tak dapat dikiaskan, sosokmu begitu memikat tapi tak dapat ku sentuh, hanya bisa dilihat tanpa harus dimiliki, ini bukan cinta, mungkin hanya sebuah kebiasaan yang terlalu sering kita lakukan, mungkin ini semua memang hanya sesaat. mungkin mungkin dan mungkin, hanya semua kemungkinan yang dapat kini ku cerna. Tak mampu diungkapkan, namun tak kuat pula untuk tertahan. Kaki ini terus berjalan, menyusuru setiap jalan setapak yang berganti tiap detiknya, merangkai sebuah cerita yang entah kapan akan ada ujungnya. Hingga kini pun aku tak henti melangkah, dengan setiap harapan yang melingkup menjadi satu agar kaki ini tak terasa lelah.
Seiring waktu berjalan kau memberhentikan kaki kaki mu, mengatakan bahwa kau lelah berjalan disampingku, menatap arah lain, memandangi merpati putih yang terbang bebas, aku tetap maju kedepan, namun saat ku tengok kau dibelakang, kau berlarian sekuat tenaga menangkap unggas kecil itu dengan semangat yang kau dapati sendiri.
Merasakan kesendirian itu sulit, tapi tak sesulit ini bila bersamamu. Sekali lagi ini bukan cinta, ini hanya kebiasaan. Rasanya berat ketika tak ada lagi suara langkah kaki besar mu, ada yang hilang, seperti yang ku katakan, ini hanya sebuah kebiasaan, dan saat kebiasaan ini pergi, kau meninggalkan aku dan bayanganku yang tetap berjalan.
rasanya aneh, tak dapat dikiaskan, sosokmu begitu memikat tapi tak dapat ku sentuh, hanya bisa dilihat tanpa harus dimiliki, ini bukan cinta, mungkin hanya sebuah kebiasaan yang terlalu sering kita lakukan, mungkin ini semua memang hanya sesaat. mungkin mungkin dan mungkin, hanya semua kemungkinan yang dapat kini ku cerna. Tak mampu diungkapkan, namun tak kuat pula untuk tertahan. Kaki ini terus berjalan, menyusuru setiap jalan setapak yang berganti tiap detiknya, merangkai sebuah cerita yang entah kapan akan ada ujungnya. Hingga kini pun aku tak henti melangkah, dengan setiap harapan yang melingkup menjadi satu agar kaki ini tak terasa lelah.
Seiring waktu berjalan kau memberhentikan kaki kaki mu, mengatakan bahwa kau lelah berjalan disampingku, menatap arah lain, memandangi merpati putih yang terbang bebas, aku tetap maju kedepan, namun saat ku tengok kau dibelakang, kau berlarian sekuat tenaga menangkap unggas kecil itu dengan semangat yang kau dapati sendiri.
Merasakan kesendirian itu sulit, tapi tak sesulit ini bila bersamamu. Sekali lagi ini bukan cinta, ini hanya kebiasaan. Rasanya berat ketika tak ada lagi suara langkah kaki besar mu, ada yang hilang, seperti yang ku katakan, ini hanya sebuah kebiasaan, dan saat kebiasaan ini pergi, kau meninggalkan aku dan bayanganku yang tetap berjalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar