~

Terimakasih telah berkunjung dan mellihat blog saya, MELIHAT silakan, MENCARI INSPIRASI juga boleh, COPAS? emm.. saya percaya anda bukan PLAGIAT ! jadi tolong untuk tidak mencuri karya orang lain :)

Minggu, 10 Maret 2013

Bentuk Toleransi Kami

Kamu terlahir di Negara yang bermayoritas seperti ku, kau menyeret semua kebiasaan yang kau lakukan untuk menghormati mereka yang seperti ku, dan aku menghargai setiap kegiatan yang mereka lakukan seperti yang kau lakukan. Yah, inilah sikap toleransi kecil yang kita lakukan agar tidak terjadi kekejaman yang bertumpah darah seperti saudara saudara kita di Negara Palestin. Bersyukur kita hidup di Negara yang penuh dengan perdamaian, penuh dengan cinta dan kasih, meski mereka para ahli sulit untuk menerima apa yang kita rasakan, apa yg kita jalani. mereka tidak mengerti!

Kamu selalu mengingatkan ku untuk tetap bersujud selama 5 waktu dengan tulus dan berharap kita akan baik baik saja, bahkan kau menyuruhku untuk menjalankan yang tidak wajib aku lakukan, meski terkadang kau sulit mengatakan agar aku tidak lupa mengerjakan rukun islam yang ke empat namun kau pun pasrah dan percaya aku akan baik baik saja bila mengerjakkannya. Tidak lupa kau ingat kan ku berdoa dan membaca ayat ayat wahyu yang diturunkan oleh Tuhan untuk seorang khalifah, dan disebarkan untuk khalifah lainnya, ya, kau tidak pernah menyuruhku untuk menjauh dari Tuhan ku, sebaliknya, kau menyuruhku untuk tetap mengingat Tuhan yang telah menciptakan kita. Mencintai-Nya melebihi apapun yang ada didunia. itulah kamu.

Aku melakukan apa yang sering kamu lakukan terhadap ku juga, meski sedikit berbeda. Aku mengingatkanmu agar selalu melipat kedua tangan, menghadap Tuhan dan merapal dengan bahasa yang terdapat di Kitab mu, dengan rima dan nada khas yang orang tuamu ajarkan sejak kau dini. Ingatkah kau saat hari minggu aku selalu mengingatkan kau dengan pesan singkat yang ku kirim untuk segera menuju tempat kau beribadah haha tapi sayangnya kau lebih tekun dari yang ku kira, kau telah mematikan telpon genggammu dan pastinya kau telah melakukan ibadahmu dengan khusyu, ya aku selalu lamban, bahkan ketika malam misa dan malam natal, kau sangat mencintai Tuhan, seperti apa yang kau katakan "kamu harus mencintai Tuhan mu melebihi apapun didunia". yah kalimat itu selalu ada dikepalaku. Aku juga mengucapkan selamat ketika kau telah di sidi, kau pasti sangat tampan mengenakan jas, aku yakin itu, meski aku memang tidak mungkin melihat kau telah dipercaya untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, serta melihat kau telah dipercaya untuk memikul setiap dosa yang telah kau perbuat. Inilah aku.

Ya, inilah kita. Menyatu dalam sebuah perbedaan, meleburnya, dan merekatkannya kembali tanpa pamit. Inilah kita, mempelajari keindahan meski tak diizinkan mengetahuinya mendalam. Inilah kau dan aku, apa adanya, tidak terpaut umur tidak pula terbatasi ekonomi. Hanya dengan toleransi kita bisa saling melengkapi. Mengenal perbedaan dari sosok masing-masing. tidak terlalu rugi untuk sebuah cibiran para penghakim dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar